Jumat, 13 Mei 2016

Analisa korelasi dengan software SPSS



Jika anda kuliah di bidang eksakta, tentunya sudah tidak asing lagi kan dengan software pemecahan masalah statistik SPSS? Di dunia kampus khususnya dikampus saya, software ini masih jadi primadona dalam membantu penyelesaian statistik.


SPSS adalah sebuah program aplikasi yang memiliki kemampuan analisis statistik cukup tinggi serta sistem manajemen data pada lingkungan grafis dengan menggunakan menu-menu deskriptif dan kotak-kotak dialog yang sederhana sehingga mudah untuk dipahami cara pengoperasiannya (Wikipedia).
SPSS banyak digunakan dalam berbagai riset pemasaran, pengendalian dan perbaikan mutu (quality improvement), serta riset-riset sains. Pada awalnya SPSS dibuat untuk keperluan pengolahan data statistik untuk ilmu-ilmu social, sehingga kepanjangan SPSS itu sendiri adalah Statistikal Package for the Social Sciens. Sekarang kemampuan SPSS diperluas untuk melayani berbagai jenis pengguna (user), seperti untuk proses produksi di pabrik, riset ilmu sains dan lainnya. Dengan demikian, sekarang kepanjangan dari SPSS Statistikal Product and Service Solutions.
Pada blog ini, kita akan fokus pada cara pengujian korelasi. Analisis korelasi merupakan studi pembahasan tentang derajat keeratan antar variabel yang dinyatakan dengan koefisien korelasi. Ada dua hubungan yang di hasilkan dalam uji ini yaitu: positif dan negative. Positif artinya jika variabel bebas (X) naik, maka variabel terikat (Y) naik. Negative artinya jika variabel bebas (X) turun, maka variabel terikat (Y) turun.
Dasar pengambilan keputusan
Ada dua cara pengambilan dalam analisis korelasi yakni dengan melihat nilai signifikansi dan tanda bintang pada output SPSS:
ü  Nilai signifikansi : jika nilai signifikansi < 0,05 maka terdapat korelasi. Sebaliknya jika nilai signifikansi > 0,05 maka tidak terdapat korelasi.
ü  tanda bintang (*) yang di berikan SPSS : jika terdapat tanda bintang pada pearson correlation maka antara variabel yang di analisis terjadi korelasi. Sebaliknya jika tidak terdapat tanda bintang pada pearson correlation maka antara variabel yang di analisis tidak terjadi korelasi.

Untuk lebih jelasnya, kita lakukan uji analisa korelasi berikut ini:

Buka aplikasi SPSS. Kilk Variable view, lalu tuliskan variabelnya di kolom Nama (misal X1, X2 dan Y). pada kolom Label diisi nama variabel ( misal Diskon, Promosi dan Volume penjualan) seperti dibawah ini:


Kemudian pindah ke Data View. Masukkan data seperti ini:


Lalu pilih analyze àCorrelate àBivariate seperti ibawah ini:


Maka akan muncul kotak dialog:


Pindahkan variabel-variabel ke kolom Variables. Klik OK maka akan muncul output :

Berdasarkan output diatas kita dapat menarik kesimpulan:
ü  Berdasarkan nilai signifikansi : Diskon dan Promosi memiliki nilai signifikansi sebesar 0.001 < 0.05 berarti terdapat korelasi yang signifikan. Selanjutnya, antara Diskon dan Volume Penjualan memiliki nilai signifikansi sebesar 0.039 < 0.05 yang artinya terdapat korelasi. Kemudian, antara Promosi dengan Volume Penjualan memiliki nilai signifikansi sebesar 0.018 < 0.05 yang artinya terdapat korelasi yang signifikan.
ü  Berdasarkan tanda bintang SPSS : dari Output dapat dilihat bahwa nilai pearson correlation yang dihubungkan antara masing-masing variabel mempunyai tanda bintang yang artinya terdapat korelasi yang signifikan antar variabel yang dihubungkan.
Baca Juga Uji Keseragaman Data Dengan Software SPSS

Tidak ada komentar:

Posting Komentar